Sabri Resmi Punya BUMDes, Kemandirian Kampung jadi Alasan Utama Dibentuknya BUMDes
PENTUL,MANSEL-Pemerintahan kampung (desa) Sabri, bagian dari pemerintahan Distrik Ransiki, Kabupaten Manokwari Selatan kini resmi miliki Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Berdirinya BUMDes tersebut sejak diterbitnya sertifikat Badan Hukum BUMDes dari Kementerian Hukum dan Ham (Kemenkumham) RI pada Oktober 2023 lalu.
Direktur BUMDes, Justus Towansiba yang diwawancarai di kediamannya belum lama ini menyampaikan bahwa kemandirian kampung (desa) menjadi alasan utama dibentuknya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di kampungnya melalui musyawarah bersama warga.
Hal tersebut berkat komunikasi panjang dengan berbagai pihak baik dengan pemerintah tingkat distrik, dinas pemberdayaan pemerintah kampung, komunikasi dengan pendamping desa maupun dengan tokoh-tokoh masyarakat berkompeten di Manokwari Selatan.
Sesuai kesepakatan bersama antara perangkat desa dengan warga Sabri pada akhirnya mereka menamai BUMDes tersebut dengan nama BUMDes Sabri Nyeni Cem, dalam bahasa setempat dapat diartikan “Kami Juga Bisa”.
Kini sertifikat badan usaha milik desa tersebut sudah ada ditangan mereka. Pihaknya ungkap Justus, sejuah ini telah mengambil langkah-langkah konkrit seperti membaca peluang usaha termasuk akan memanfaatkan potensi lokal seperti hasil alam atau kebun dikampungnya untuk dikembangkan menjadi bahan siap dipasarkan sebagai tanda bahwa BUMDes tersebut siap berusaha sesuai tujuan pendiriannya.
Usaha pertama yang akan mereka geluti sesuai kesepakatan bersama adalah akan mendirikan sebuah kios untuk menjual Sembilan bahan pokok (Sembako), kini bangunan kios tersebut berada tepat di samping Pasar Rakyat di Sabri. Berikutnya masih dalam tahap komunikasi, mereka akan mencoba usaha lain yakni pembuatan tepung pisang sebagai bahan dasar Bubur Sun.
“Anggaran yang kita pake untuk jalankan Kios itu bersumber dari dana desa 2023. Dalam waktu tidak lama lagi akan kami resmikan kios tersebut. Adapun tenaga untuk jaga kios sudah kami siapkan yaitu warga kami sendiri,”kata Justus.
Sementara, terkait rencana pembuatan tepung Pisang masih dalam tahap pembicaraan awal (persamaan) presepsi, mulai membangun komunikasi dengan pendamping dersa, pemerintahan kabupaten melalui Dinas Pemberdayaan Pemerintahan Kampung maupun berkomunikasi dengan orang-orang yang berkompoten dibidangnya.
“Kami akan manfaatkan potensi lokal seperti pembuatan tepung pisang. Sedang kami rencanakan dan masih dalam proses. Semoga ini berjalan,”pungkas Justus.[LIO]